Bagaimana Cara Mengukur Kandungan Udara dalam Beton?

Dalam dunia konstruksi, beton menjadi material utama yang digunakan dalam berbagai proyek pembangunan. Komponen beton sendiri tersusun atas campuran pasir, semen, agregat, dan air. Selain daripada komponen tersebut, beton juga mengandung sejumlah udara yang terperangkap di dalamnya. 

Udara ini bisa masuk ke dalam beton secara alami selama proses pencampuran atau sengaja ditambahkan dengan bahan tambahan khusus. Kehadiran udara dalam beton memiliki peran penting, yaitu untuk meningkatkan kualitas, ketahanan, serta daya tahan beton terhadap berbagai kondisi lingkungan.

 

Baca Juga: Tips Meningkatkan Daya Tahan Konstruksi Beton

 

Simak artikel berikut untuk mengetahui pentingnya kandungan udara dalam beton dan bagaimana cara mengukurnya.

 

 

Apa Itu Kandungan Udara dalam Beton?

 

 

Salah satu indikator untuk menilai kualitas beton adalah kadar udara yang terdapat di dalamnya. Kandungan udara dalam beton merupakan sejumlah gelembung udara yang terperangkap dan biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase. Keberadaan udara ini berfungsi untuk meningkatkan daya tahan beton terhadap siklus pembekuan dan pencairan (freeze–thaw cycles).

Siklus tersebut dapat menyebabkan retak dan kerusakan struktural jika tidak dikendalikan dengan baik. Karena itu, penting untuk memahami standar pemeriksaan kualitas beton, salah satunya dengan mengukur kadar udara secara tepat.

 

 

Pentingnya Mengukur Kandungan Udara dalam Beton

 

Penambahan udara dalam beton bertujuan untuk meningkatkan ketahanannya terhadap siklus pembekuan dan pencairan (freeze-thaw cycles), terutama di lingkungan yang tingkat kelembabannya tinggi. Dengan menggunakan air-entraining admixtures, gelembung udara kecil berukuran 0,01 mm hingga 1 mm dapat tersebar merata dalam campuran semen. Setelah beton mengeras, gelembung ini membentuk rongga udara yang berfungsi sebagai pelepas tekanan, mencegah retakan yang mungkin terjadi akibat air yang membeku di dalam pori-pori beton.

Kandungan udara dalam beton juga menjadi faktor penting dalam menentukan kualitas dan ketahanan beton. Bahkan beton yang tidak menggunakan air-entraining admixtures tetap mengandung udara dalam jumlah kecil, sekitar 1% hingga 2%, yang biasanya berasal dari udara terperangkap akibat proses pemadatan yang kurang optimal. 

 

 

Metode untuk Mengukur Kandungan Udara dalam Beton

 

 

Pressure Methods for Air Content

Metode ini merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur kandungan udara dalam beton segar dengan agregat normal. Namun, metode ini kurang cocok untuk jenis beton dengan agregat ringan. Terdapat dua jenis udara yang ada pada beton yaitu udara yang secara alami ada dalam campuran beton dan udara yang sengaja dimasukkan ke dalam campuran beton melalui admixture.

Metode ini memiliki dua jenis alat ukur tekanan untuk mengukur kandungan udara dalam beton:

 

Type A

Tipe ini menggunakan tekanan untuk memindahkan air ke dalam beton. Akan tetapi, tipe ini sangat jarang digunakan.

 

Type B

Tipe ini menggunakan prinsip penyetaraan tekanan yaitu memberikan ruang udara untuk proses pemadatan. Proses pengujian menggunakan tipe B dimulai dari persiapan sampel pengujian. Kemudian, ruang di atas beton diisi dengan air hingga penuh. Setelah itu, udara akan dipompakan ke dalam ruang udara hingga mencapai tekanan awal dan tombol dilepas sehingga udara dari atas masuk ke dalam wadah beton.

 

Volumetric Methods for Air Content

Metode ini dapat digunakan untuk mengukur kandungan udara untuk semua jenis beton, termasuk beton segar maupun berpori. Pengujian menggunakan metode ini dimulai dengan menyiapkan wadah pengujian yang berisi beton segar. 

Selanjutnya, menambahkan air dan alkohol isopropil ke wadah untuk mencegah terbentuknya busa berlebih. Setelah itu, wadah dapat dikocok dan memastikan semua udara keluar ke bagian atas. Jika terdapat busa berlebih dapat menambah alkohol untuk menguranginya.

 

Gravimetric Methods for Air Content

Metode pengukuran ini dilakukan dengan cara membandingkan berat dan volume campuran beton. Beton segar ditimbang untuk melihat kepadatannya. Lalu, volume total campuran bahan dihitung sesuai proporsinya masing-masing. Selisih volume beton dengan volume bahan dianggap sebagai kandungan udara.

 

 

Kesalahan Umum dalam Pengukuran Udara dalam Beton

 

 

Masalah umum yang mungkin terjadi ketika melakukan pengujian kandungan udara seperti kesalahan dalam pembacaan hasil, alat pengukuran rusak, dan menggunakan metode yang kurang tepat. 

Solusinya adalah untuk selalu membersihkan alat dari sisa beton atau kotoran dan memeriksa keakuratan alat sebelum proses pengujian dimulai. Selain itu, pastikan pengambilan sampel dilakukan dengan benar dan pemadatan beton dilakukan secara sempurna.

 

 

Kesimpulan

 

Mengukur kandungan udara dalam beton menjadi salah satu cara untuk memastikan kualitas dan daya tahan struktur bangunan. Beberapa metode yang dapat digunakan seperti pressure method, volumetric method, dan gravimetric method.

Namun, perlu diperhatikan bahwa bisa saja terjadi kesalahan dalam proses pengukuran, baik itu dari menggunakan metode yang kurang tepat dan pengambilan sampel yang salah.

 

***

 

Anda memiliki proyek yang membutuhkan beton dan pondasi berkualitas? Serahkan pada PT. Sobute Global Indonesia.

Dengan tenaga ahli berkompeten dan berpengalaman dalam memproduksi dan menyuplai admixture untuk berbagai proyek di sekitar Jabodetabek dan proyek luar pulau.

Butuh informasi lebih lanjut? Hubungi kami!

 


Share

Your Message Has Been Sent..